Fachri Hamzah: Solusi Penutupan Tempat Ibadah Perlu Ketegasan Pemerintah
Wakil Ketua DPR, Fachri Hamzah, dalam pertemuannya dengan Persatuan Wartawan Nasrani dilantai 4 gedung nusantara 3, Selasa (7/6/2016), menguraikan tentang pentingnya kebhinnekaan yang dilandasi Pancasila dalam membangun Indonesia yang beradab. Di atas itu semua, agama atau keyakinan seseorang adalah barang mahal yang sangat privat.
“Agama itu adalah wilayah privat yang tidak bisa di campurin. Itu bagian yang harus dihargai. Sekulerisme di Eropah sekarang terbukti membawa masalah. Agama masih lebih baik karena ada acuan yang sahih yakni Kitab suci,” ujar Wakil Rakyat dari daerah pemilihan NTB ini.
Bagi calon Ketua Umum Iluni UI, perbedaan adalah rahmat dari Tuhan yang tidak bisa kita tawar dan tolak, hanya bisa menerimanya. Apalagi perbedaan dalam agama, tambah Fachri, sebab kita semua tidak bisa memaksakan dan menginginkan kehendak kita atas seseorang, misalnya harus menang. Perbedaan itulah yang menjadi keunggulan kita sebaga bangsa Indonesia.
Fachri mencontohkan pengalamannya ketika dia diundang dalam suatu seminar oleh para Pastur Katolik dan Institut Leimena, yang sangat mengapresiasi langkahnya dalam menyatakan tentang perbedaan dalam NKRI yang harus dihormati dan ditumbuh kembangkan.
Menjawab soal masalah penutupan tempat ibadah yang terjadi di Indonesia, menurut lulusan FE UI ini ada dua masalahnya, yaitu parturannya yang ‘bocor’ atau pemimpinnya yang tidak berani mengambil keputusan. Untuk itu jalan keluarnya, tegas Fachri, harus benar-benar dibuat payung hukum supaya tidak sampai bocor.
Jadi Pancasila dan UUD 1945 memang harus menjadi payung tertinggi dan bila perlu bisa diperbaiki lagi. Selain itu, tambah Fachri, mencari pemimpin yang berani mengambil keputusan dan menegakkan keadilan sangat penting ke depan.
Leave a Reply