Jakarta WT – Natal tidak perlu selalu dengan pendekatan unsur budaya Eropa tetapi yang pasti beda dan lebih menarik jika merayakan dengan budaya nusantara. Budaya Indonesia yang kaya raya.

Budaya lokal Indonesia dengan budi pekerti, etika, dan sosial bermasyarakat yang heterogen mampu menahan gempuran budaya asing yang masuk ke Indonesia walaupun ada kelompok yang sengaja memaksakan diri untuk mengikis budaya Nusantara.

Membumikan Natal Keluarga Besar Sekolah Tinggi Teologi “IKAT” (STT “IKAT”) menggunakan momentum Natal sebagai perekat mempertahankan bingkai NKRI dari Sabang Maruake, dan dari Miangas sampai Pulau Rote menampilkan tari dan lagu lagu daerah.

Semangat persatuan dan kesatuan itulah yang menginspirasi Keluarga Besar Sekolah Tinggi Teologi “IKAT” (STT “IKAT”) untuk menyelenggarakan Perayaan Lonceng Natal bernuansa Nusantara, pada Jumat malam (07/12/2018).

Mengambil tema “Biarlah Rohmu Menyala-nyala dan Layanilah Tuhan”, Lonceng Natal Nusantara itu dirayakan di kampus STT “IKAT”, yang terletak di Rempoa, Tangerang Selatan.

Nuansa nusantara semakin kental ketika para mahasiswa/i, dosen, dan tamu undangan yang hadir di tempat itu ikut dalam ibadah dan perayaan dengan mengenakan busana tradisional. Pakaian adat dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Maluku hingga Nusa Tenggara, nampak mendominasi pemandangan di perayaan Lonceng Natal Nusantara.

Ketua Panitia Perayaan Lonceng Natal Nusantara, Senisius Tabun, berujar Natal kali memang terasa istimewa karena mengusung misi melestarikan budaya nusantara. “Pada perayaan natal kali ini dikemas dengan nuansa budaya tidaklah luput dari sebuah arti, kita berharap tetap memelihara dan melestarikan nilai-nilai dari budaya kita masing-masing,” kata Senisius singkat.

STT “IKAT” sendiri secara konsisten menyelenggarakan acara bernuansa nasionalisme. Di antaranya, seminar, pelatihan jurnalistik, maupun pembekalan mahasiswa yang mengusung pesan cinta tanah air.

Sebagai institusi pendidikan tinggi STT IKAT sadar dengan tuntutan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang pengabdian terutama pelestarian budaya bangsa.

Komentar Facebook
https://warningtime.com/wp-content/uploads/2018/12/FB_IMG_1544369209098.jpghttps://warningtime.com/wp-content/uploads/2018/12/FB_IMG_1544369209098-150x150.jpgadminwarningtimeHomeJakarta WT – Natal tidak perlu selalu dengan pendekatan unsur budaya Eropa tetapi yang pasti beda dan lebih menarik jika merayakan dengan budaya nusantara. Budaya Indonesia yang kaya raya. Budaya lokal Indonesia dengan budi pekerti, etika, dan sosial bermasyarakat yang heterogen mampu menahan gempuran budaya asing yang masuk ke Indonesia...Mengungkap Kebenaran