Dr John Palinggi – “Kuncinya Harus Memelihara Hati”
Tanpa sadar sudah memasuki bukan ke dua tahun 2016, lalu apa yang perlu direnungkan dengan kehidupan di tahun yang lalu baik terhadap diri sendiri, lingkungan bangsa dan negara. Dr John Palinggi sekjed Bisma yang sekaligus ketua ARDIN ini mengajak untuk melihat secara gamblang Apakah hidup ini lebih baik apakah tetap saja bergelimang dengan hal-hal yang tidak patut bahkan membuat sesama susah tersingung dan mungkin saja menyengsarakan jalan hidup kita. Itulah yang menjadi perenungannya.
Dari sudut rumah tangga apakah sudah memelihara keutuhan rumah tangga dan sudah memberikan sukacita di dalamnya dengan mengambil tanggung jawab sesuai dengan poasisi kita masing-masing. Kemudian dari lingkup masyarakat yang dikelilingi masyarakat berbeda baik suku, agama, golongan dll apakah di tahun 2015 sudah mewujudkan itu melalui rasa hormat yang mengasihi sesama dan berbuat yang baik kepada semua orang. Sekalipun kadang dihina disakiti. Namun itulah terkadang cara Tuhan mendewasakan kita. Ketika mengalami itu jawaban tentu selaras dengan injil siap untuk mengampuni. Jika sudah melakukan semuanya ini patut bersyukur kepada Tuhan karena hidup bukan semata harta, pangkat dan jabatan tetapi karena mampu memelihara hati baik secara ke dalam dan ke luar dengan demikian layak memasuki tahun 2016 ini.
Kemudian dari aspek berbangsa dn bernegara apakah kita sebagai umat Kristen sudah memahami ajaran Kristen untuk menghormati pemerintah dan pemimpin karena ajaran umat Kristen tak ada pemimpin yang tidak ditetapkan oleh Allah. Kalau kita menghina pemerintah dan pemimpin maka mungkin sekali buahnya tidak baik kepada kita. Untuk itu harus berbalik ke ajaran sesungguhnya agar terpelihara.
Dalam berbangsa dan bernegara kita siap juga berevaluasi bagaimana berideologi Pancasila yang selama ini tetap kabur. Sekalipun di sekolah dihafalkan tetapi sesungguhnya tidak di hati. Pancasila tidak memberi cahaya entah sengaja atau tidak sebagai manggala penatar Pancasila. John merasa sedih Pancasila tidak dimasyarakatkan tetapi ada kecenderungan di kubur. Ini bukan persoalan ideologi sebagai dasar negara saja tetapi paham-paham hedonis yang lebih mengutamakan kebedaan. Dan ini ancaman nyata dan sangat membahayakan untuk itu negara butuh ideologi yang kuat agar tak tercerai berai.
Politik diwarnai Kegaduhan
Dari sudut politik di tahun 2015 stabilitas politik sangat kacau karena tujuan berpolitiknya untuk mencapai kekuasaan supaya bisa mengatur segala sesuatunya. Sebetulnya muara dari pengaturan-pengaturan kekuasaan itu harusnya untuk menyejahterakan rakyat tetapi yang didapatkan bukan menyejahterakan malah membikin sakit jiwa karena sejumlah besar politisi kerjanya tiap hari menciptakan permusuhan, fitnah, curiga bahkan sangat terbuka menghina orang lain. Ini memberikan pendidikan yang sangat tidak baik. Kebebesan elit politik itu sebetulnya hanya di ruang sidang bukan di tempat terbuka apalagi di media itu ruang publik. Perilaku ini harus segera diluruskan kalau negara mau baik.
Lebih lanjut ketika bicara politisi sebagian besar tidak memelihara hatinya bergerak ke depan seraya mengambil uang negara itu tidak baik. Padahal siapa lagi yang diharapkan di negara ini kalau bukan politisi yang tugasnya mengawasi eksekutif dalam menyelengarakan fungsi implentasi dari program pembangunan. Namun sayang bobot dan misi pelayanan di Parlemen itu sangat rendah dan cenderung menghina diri sendiri. Sekalipun tak menmpikan nmasih ada juga beberapa polisitisi yang memelihara hatinya sekalipun sangat tidak berdaya menghadapi banyaknya anggota dewan yang lain bernafsu menguasai sani sini.
Melihat ini stabilitas politik 2015 sangat kacau malah justru banyak menimbulkan kontribusi menyebarkan benih-benih permusuhan dan perpecahan dalam berbangsa dan bernegara. Seharusnya di tahun 2016 para politisi menyadari agar merobah diri, agar mereka yang mulia harus elit bukan saja mobil, pakaian tetapi juga perilakunya harus selaraskan dengan memelihara hatinya akan membantu hati rakyat yang sedang susah ini. Sedih melihat kerjasama antar partai malah cenderung saling menghancurkan dengan sikap itu secara tidak sadar akan menghancurkan bangsa ini
Di bidang ekonomi dari sudut pertumbuhan ekonomi kita menghadapi satu tantangan global maupun internal. Di internal sendiri sangat tertekan sebab apapun program yang dilakukan masih ada penyakit lama di mana ada beban kewajiban pemerintah terhadap uang yang hilang hampir seribu tujuh puluh lima trilyun sejak tahun 1998 -2003. Baik terkait kredit macet, BLBI, bantuan likuiditas BI masih sangat membebani negara. Tahun 2015 pemerintah harus masih memikul 150 trilyun/tahun ini sisa masa lalu yang tak pernah di buka. Harusnya ini di buka kepada rakyat sehingga mereka tahu akan beban pemerintah menanggung masa lalu.
Tuntuntan rakyat terlalu tinggi sementara beban masa lalu berat. Masalah ekonomi kurang berjalan karena terkait erat dengan stabilitas politik tadi. Sistem penganggaran sepertinya pemerinth masih di bawah koordinasi kekuasaan parlemen sehingga cenderung pemerintahan dalam kondisi intimidasi tidak disyahkan, serta pola penganggaran yang tak melalui aturan yang jelas. Lalu apa alokasi anggaran pada kementerian lebih banyak dipengaruhi perilaku politisi-politisi yang tidak memahami visi menyejahterakan rakyak maka sebagian besar di korupsi. Indikator yang nampak bari sekita 40% anggaran yang terserap artinya perencanaan kacau alokasi penganggaran tak bagus bahkan nampaknya bupati, walikota dan gubernur menyimpan uangnya di bank demikian juga kementerian-kementin menyimpan uangnya di bank. Kesalahan yang mendasar kalau dulu proyek dijalankan uang baru diberikian sekarang terbalik sehingga ada kecenderungan menyimpan uang di bank.
Sekali lagi ini dugaan agar juga mendapat bunganya juga, ada alasan takut di korupsi padahal harusnya perkuat saja lembaga pengawasan. Persoalan ekonomi karena perputaran anggaran pemerintah pusat ke daerah maka rakyatpun mengalami kesusahan sekalipun pertumbuhan 5% lebih tetapi ada penyerapan tenaga kerja. Hal ini karena tidak sinkronya di bawah presiden sehingga pencapaian 2015 pemerataannya sangat rendah. Agar ekonomi lebih baik harus bekerja keras jangan terpengaruh hiruk pikuk politik. Tenang bersandar pada Tuhan dan mencari makan dengan cara terhormat sehingga dapat melalui tahun 2016 ini. Tim presiden harus bekerjasama menteri jangan sering bikin onar akan lebih baik kalu bikin onr berhenti saja, parlemen juga harus membantu menciptakan iklim yang kondusif. Buruh harus terpelihara Apindo jangan banyak urus sana sini. Demikian pula serikat buruh yang menjadi pengurus harus betul-betul buruh jangan orang yang tak buruh. Karena kalau buruh ribut terus lalu pengusaha tutup yang rugi buruh juga.
Dengan MEA harus hati-hati juga agar kebebasan visa masuk ini tidak disalahgunakan untuk menciptakan masalah baru. Bukan tidak mungkin buruh yang datang ke Indonesia adalah golongan rendah yang akan membuat persoalan. Untuk itu betul-betul memperhatikan lapangan kerja. Karena kalau tak tersedia lapangan akan memunculkan maslah seperti kemiskinan, kejahatan dan teroris.
Kemudian penegakan hukum masih berjalan di televisi saja. Karena masing-msing lembaga hukum masih bermain egonya sendiri. Lalu dengan sosial budaya, bagaimana ini tak terbolak-balik orang jahat bangga tampil di televisi dengan senyum-senyum tanpa dosa. Padahal sudah berlumuran kekotoran masih tampil suci dengan membela diri. Melihat kondisi ini moral kita sudah hancur babak belur. Padahal kalau melakukan kejahatan muka ditutup karena malu anak isteri/suami akan berdampak bagi kehidupan mereka tetapi ini tidak sadar dan rasa malu. Kenapa begitu karena di negara ini siapa korupsi besar akan bisa bayar lagi termasuk ketika di penjara bisa lepas bebas di luar.
Dan ini harus diperbaiki jangan dagelan kasus sama hukuman berbeda. Orang berjasa harusnya mendapat penghargaan tetapi lihat sekarang taman makan pahlawan dihuni oleh orang-orang korupsi meja di kantor. Ke depan kebudayaan itu harus dikembangkan agar negara ini besar. Untuk itu dalam menjalani tahun ini kita tetap menjaga rumah tangga dan lingkungan serta menghormti hukum yang berlaku.
Leave a Reply