Operasi Cipta Kondisi Digelar Di Pelabuhan Benoa Bali

DENPASAR – Terkait dengan kedatangan kapal penumpang Pelni  Km. Awu di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, personil Polsek Kawasan Laut Benoa,TNI,PT Pelni, PT Pelabuhan Indonesia serta instansi terkait melaksanakan kegiatan cipta kondisi pada hari ini, Selasa, 25 Oktober 2016 yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Kawasan Laut Benoa KOMPOL I NYOMAN GATRA, S.H, MH, menggelar Operasi “Cipta Kondisi” sebagai bentuk siaga terhadap kedatangan Kapal  penumpang KM AWU yang berlabuh di Pelabuhan Benoa, pada pukul 11.00 wita yang rencana berangkat pada pukul 21.00 wita.

“Kegiatan tim gabungan dari Kepolisian Sektor Pelabuhan Benoa, TNI dan Pelindo III serta instansi terkait terhadap kapal penumpang tersebut rutin digelar setiap kedatangan kapal penumpang PT Pelni. Kita tahu bahwa pelabuhan selalu menjadi lokasi yang rawan penyelundupan barang – barang ilegal, tak terkecuali pelabuhan Benoa. Guna mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan. Ditambahkan lagi kami menggelar operasi Cipta Kondisi bukan saja kapal penumpang  melainkan kapal  Bongkar, Sandar maupun kapal yang mampir di Pelabuhan Benoa ini, kata Kapolsek KP3 Benoa Bali Kompol I Nyoman Gatra.

“Kali ini kebetulan yang berlabuh adalah KM Awu. Oleh karena itu, setiap penumpang yang akan menginjakan kaki di Bali harus diperiksa,” imbuhnya.

Kompol I Nyoman Gatra selaku Kapolsek KP3 Pelabuhan Benoa mengatakan meskipun masih menggunakan cara manual ,operasi kali ini menurutnya terasa berbeda lantaran melibatkan beberapa instansi yang terkait. Hal inipun tidak lepas dari rangkaian persiapan polda Bali dalam menyambut Sidang Interpol yang ke-85 pada tanggal, 7-10 November mendatang. “Target operasi (TO), ini adalah barang – barang yang termasuk berbahaya dan tidak berdokumen. Bagi para pelanggar tersebut, kami sepakat akan melakukan sejumlah tindakan hukum,” imbuhnya saat ditemui para media di Pelabuhan Benoa, Bali , Selasa (25/10/2016)

Dari hasil gelar Operasi pemeriksaan sesuai target operasi (TO) (sajam, handak dan obat2an) tidak ditemukan sama sekali , namun ditemukan 4 ekor ayam kampung dan barang tersebut telah diserahkan penanganannya ke Karantina.

Lanjut Gatra, dari sekian sweeping yang dilakukan pada setiap kapal yang berlabuh, barang ilegal yang paling sering ditemukan adalah senjata tajam dan hewan yang dilindungi. Tidak sedikit dari kasus tersebut telah divonis oleh pengadilan. Gatra juga mengungkapkan para pembawa senjata ilegal yang sebagian besar penumpang dari wilayah timur Indonesia tersebut sering membenarkan tindakan yang dilakukannya lantaran hal tersebut telah menjadi kebiasaan di kampung halamannya. “Mereka di daerah timur terutama Sumba dan Alor itu kerap membawa sajam kemanapun karena adat mereka disana itu memang begitu. Tapi jelas – jelas hal tersebut melanggar UU No.12 Tahun 1951. Untuk itulah biasanya kami akan memberikan pembinaan pada sejumlah pelanggar ini,” tegasnya

Disisi lain, terkait penyelundupan obat – obatan terlarang, pihaknya belum menemukan adanya kasus tersebut terutama di pelabuhan benoa. Namun demikian, pihaknya tetap rutin melakukan sweeping setiap seminggu sekali. Adapun untuk Kapal Pelni  KM AWU yang berlabuh saat ini, membawa 607 penumpang. “Kami selalu bekerjasama dengan instansi terkait terutama TNI dan BNNP Bali serta instansi terkait setiap kasus yang terbongkar, kami selalu interogasi darimana sumbernya. Dan itu memang belum ada yang dari Pelabuhan Benoa,” ucap Kompol I Nyoman Gatra, SH, MH. (tom’s)