JAKARTA – Menanggapi yang terjadi di Indonesia belakangan ini pasca Pilkada DKI, menarik apa yang dikemukakan Dr John Palinggi. Saat ditemui wartawan Pewarna dikantornya, Kamis sore, 18/05/2017, Sekretaris Jenderal BISMA ini menyatakan bahwa keadaan Indonesia sekarang dalam kecederaan berpolitik.

“Sekarang ini  yang ada kecederaan berpolitik. Partai tidak mendidik anggotanya berpolitk dengan  baik. Bahwa lebih cedera lagi bahwa elit-elit politisi kerjaannya mencuri uang negara,” tegas pengusaha nasional ini.

Akibatnya, kata John Palinggi, tidak ada pemerataan kebutuhan rakyat karena sebagian uang negara digrogroti dengan korupsi.

“Ini namanya berdemokrasi dalam kegelapan. Elit-elit politik hidup mewah tetapi tidak baik dalam perikunya,” imbuhnya.

Lebih jauh, pria asal Toraja ini, menyatakan bahwa dari presiden ke presiden di Indonesia pasti mengalami kelebihan dan kekurangan. Menurutnya Jokowi sudah berbuat lebih baik dengan mengembangkan 225 proyek infrastruktur saat ini. Masalahnya, kata John tidak ada presiden Indonesia yang tidak dihina mulai dari presiden pertama hingga ketujuh.

“Keyakinan saya pemimpin itu dipilih Tuhan, makanya harus dihormati. Demikian juga halnya dengan presiden kita ya karena dipilih Tuhan harus dihormati bukannya dihina,”tukas Ketua Umum ARDAN ini.

Memang ketidakpuasan itu sering karena minimnya lapangan kerja yang tersedia meski sudah diusahakan dengan kerja keras oleh presiden.  Tetapi kembali lagi, kata Palinggi bahwa secara teori masalah satu negara muncul karena terkait dengan pertumbuhan penduduk yang cepat.

Oleh karena itu, kemandirian itu mutlak diperlukan. Proyek yang digalakkan 225 proyek infrastruktur yang digalakkan Jokowi yang menjadi proyek nasional harus aman dan jangan diganggu. “Untuk kelangsungan proyek ini harus ditindak pengganggu, karena ini jawaban untuk kemandirian,” jelas Palinggi yang juga mengakui bahwa untuk mendanai masih mengandalkan dana pinjaman dari luar negeri.  “Pinjaman luar tidak apa asal negara itu jangan mendikte Indonesia,” ujarnya mengingatkan.

Diakuinya, bahwa persoalan sekarang memang rumit. LSM banyak mengkritik dengan bicara tetapi jika diminta bisa berbuat dengan solusi, tidak juga.

Maka untuk kelangsungan Indonesia ke depan, John menegaskan bahwa independensi negara harus dijaga dan independensi orang juga dijaga, meski itu harus dalam koridor UU.

Beberapa hal lain yang disorot Palinggi adalah soal cyber informasi dan pendidikan. Menurutnya Indonesia juga belum bisa mandiri. Komimfo masih belum bisa mandiri tidak bisa menjaga panetrasi arus informasi luar termasuk pengeloalan informasi hoax.

Ditanya masalah “konflik” Presiden dan Wakil Presiden seperti ditiupkan di medsos, Palinggi menegaskan tidak ada konflik seperti itu. Jokowi dan JK tetap menjaga hubungan baik.

Sementara menanggapi kasus Ahok yang menimbulkan reaksi sejuta lilin di Indonesia dan berbagai negara, Palinggi meminta untuk kritis juga karena bukan tidak mungkin gerakan itu disusupi kepentingan tertentu.

“Saya prihatin dengan apa yang dialami Ahok dan juga orang lain bernasib sama. Tetapi orang dapat hukuman diperkenankan Tuhan, dan ada rencana dibaliknya. Masalah gubernur disebut sengketa agama dan etnis, saya kira itu semua salah,” pungkasnya.

 

Komentar Facebook
https://warningtime.com/wp-content/uploads/2017/05/18601669_120300003821829632_1073774177_n.jpghttps://warningtime.com/wp-content/uploads/2017/05/18601669_120300003821829632_1073774177_n-150x150.jpgadminwarningtimeHomeIndonesiaJAKARTA - Menanggapi yang terjadi di Indonesia belakangan ini pasca Pilkada DKI, menarik apa yang dikemukakan Dr John Palinggi. Saat ditemui wartawan Pewarna dikantornya, Kamis sore, 18/05/2017, Sekretaris Jenderal BISMA ini menyatakan bahwa keadaan Indonesia sekarang dalam kecederaan berpolitik. 'Sekarang ini  yang ada kecederaan berpolitik. Partai tidak mendidik anggotanya berpolitk...Mengungkap Kebenaran