PNPS GMKI Peringati HARKITNAS Gelar Rakornas dan Diskusi Publik
JAKARTA – Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, PNPS GMKI menyelenggarakan Rakornas dan Diskusi Publik di Best Western Hotel, Cawang Jakarta Timur, Sabtu (20/05/2017).
Tampil sebagai narasumber antara lain Kombes Pol Raden Prabowo Argo (Kabidhumas Polda Metro Jaya), Dr Timotius Sudarsono (Lemhanas) dan Albertus Patty (Ketua PGI) dipandu Mamberob Yeshepus Rumakiek anggota DPD RI asal Papua Barat sebagai moderator.
Menanggapi masalah dan situasi kebangsaan terutama di ibukota belakangan ini, Kombes Pol Argo mengungkapkan bahwa untuk pengamanan dari aksi demonstrasi dan biaya penjagaan pengadilan membutuhkan biaya yang sangat besar. Tentunya energi dan dana habis hanya untuk pengamanan.
“Saat ini setidaknya butuh biaya 200 miliar sebulan hanya untu biaya pengamanan. Bayangkan untuk satu sidang Ahok saja butuh biaya pengamanan 200 juta. Demikian juga demo 212 dan lainnya memakan biaya mahal,” kata Kabidhumas Polda Metrojaya yang menyayangkan biaya keluar sia-sia.
Pada kesempatan itu, Argo juga menegaskan bahwa penangkapan yang dilakukan polda selama ini merupakan realis atau kenyataan berdasarkan fakta dan bukti yang ada.
“Meski kami sering dimusuhin, semua berdasarkan fakta dan bukti. Omongan saya banyak diplintir di medsos,” tuturnya.
Pembicara kedua, Dr Timotius Harsono menyoroti geostrategi Indonesia yang memiliki tujuan dan cita-cita. Menurutnya tujuan kemerdekaan sudah dicapai tetapi cita-cita akan terus ada sepenjang Indonesia ada.
“Mayoritas daerah kita masih minus, tidak ada pemerataan pembangunan. Masalah lain, yang sering menjadi masalah yakni terbatasnya pasar,” paparnya ahli dari Lemhanas ini.
Sementara pembicara berikutnya Pdt. Dr Albertus Patty menyoroti dua masalah yakni masalah ideologi dan kemiskinan. Dua hal yang menurut Presiden Jokowi bahwa permasalahan bangsa adalah diakibatkan kesenjangan ekonomi dan radikalisme.
“Saya kira radikalisme sendiri terbagi dua, pertama akibat kapitalisme. Jadi belum tentu agama. Agama sering berkolabrasi dengan ekonomi,” tegasnya. Yang kedua, kata Albertus Patty, radikalisme tidak selalu anti negara. Karena ada “alat” oknum negara turut mendirikan. Albertus Patty sekarang terjadi polarisasi. Dari yang disebut china Kristen yang kaya versus pribumi miskin. Ada Islam versua Kristen. Bahkan ada pendukung Ahok dan pendukung Jokowi.
Dengan semua ini, kata Albertus Patty yang rugi kita semua. Civil Society yang melemah. “Pemenanghnya pelaku oligarki ekonomi dan politik,” kritiknya. Untuk melawan berita hoax Albertus mengusulkan perlunya Cyber Army.
Menurut Sahat Sinaga, SH, MKn yang juga panitia Rakornas dan Diskusi Publik PNPS GMKI, panitia sengaja mengambil narasumber mewakili kebhinnekaan dari Jawa, China dan Ambon.
“Sesi kedua juga nanti akan diisi Dr Yudi Latif dan Pdt Dr Martin Sinaga,” tutur Ketua Deperteman Hukum dan HAM PNPS Senior ini.
Leave a Reply