Necta Mandes – Sekretaris Jenderal WSCF: Pancasila Bisa Menjadi Role Model Perdamaian Dunia
Scretary General World Student Christian Federation (WSCF), Necta Mandes dari Philipina mengungkapkan bahwa Indonesia adalah contoh yang baik dalam menjaga perdamaian. Bagaimana pemerintah, masyarakat dan termasuk juga gereja-gereja bekerja sama untuk menjaga kedamaian.
“Saya sangat menghargai Pancasila sebagi prinsip dasar yang penting, yang dipegang di negara ini. Pluralisme bekerja dengan baik di Indonesia,” tutur Necta Mandes saat ditemui di sela-sela Konferensi Pemuda Kristen di Hotel Peninsula, 24/04/2017.
Menanggapi tema Konferesi Pemuda Kristen Global, Mandes menyatakan tema “Thirst for Peace” bukan hanya ditujukan untuk Indoensia, tetapi sangat relevan untuk semua negara di dunia.
“Kami di WSCF terlibat gerakan perdamaian, seperti di Timor Tengah. Konfrensi ini bukan hanya Indonesia, tapi Indonesia bisa disebut role model bagaimana hidup berdampingan dalam menjaga perdamaain dan kerukunan. Ini bisa contoh untuk negara Timur Tengah yang sedang dilanda konflik perang,” paparnya.
Menurut Necta Mandes, di Timur Tengah Kristen minoritas, karena perang banyak terpaksa mengungsi dan meninggalkan negaranya. Orang-orang Kristen makin sedikit karena stuasi perang yang sangat sulit. Orang Kristen yang tertarik semakin sedikit. Jika meraka tinggal di negeri itu maka makin susah bagi mereka untuk menjadi Kristen. Nah di sini Pancasila sebagai prinsip bisa menjadi semacam alat perjuangan.
WSCF tentunya banyak mengadakan program nyata. Salah satunya mengunjungi Palistina. Pemuda Kristen dari berbagai negara datang dan tinggal di Palistina. Bicara kenyataan di sana dan mendengar langsung. Pengalaman ini akan dibawakan untuk mendorong membangun perdamaian di negara masing. Contoh Pancasila ini bisa dijelaskan ke negara-negara di Timur Tengah, bagaimana hidup dan menjaga perdamaian.
“Mungkin program ini sangat sederhana. Beberapa contoh di Palistina, orang WSCF dari mahasiswa dunia tinggal di sana. Karena pandangan di media means stream sering berbeda maka mereka berkesempatan langsung tahu dari sumber primer,” Necta menjelaskan.
Menurut Necta juga ada program kapasitas building dan advokasi. Itu dilakukan supaya bisa melakukan pembangunan kapasitas dan pembelaan di negara masing-masing. WSCF juga punya program justice yakni pertemuan sekali dua tahun khusus mempelajari konflik negara-negara di dunia dan bagaimana menyelesaikan masalah di negara itu. Dalam kegiatan itu WSCF biasanya bekerja sama dengan beberapa patner seperti Unesco, UN, Global Church, Global Peace Forum dan beberapa badan dunia lainnya.
Karena semua kegiatan ESCf di level pergerakan, biasanya memang kegiatan konferesi seperti ini pasti ada tindakan konkrit dan rekomendasi pemikiran atau aksi-aksi di negara yang anggota WSCF. Contoh July 2017 akan diadakan Timur Tengah. Konferensi ini akan diadakan dalam rangka bertukar pikiran dan mendengar langsung kondisi seperti di Libanon. Tujuan kedua menjaga agar di negaranya tidak terjadi konflik seperti Timur Tengah. Ada juga program juga menanggapi Bom di Mesir. Ini semacamm pencerahan untuk solidaritas pemuda Kristen dunia.
Ditanya bagaimana pendapatnya tentang kebijakan Presiden Duterte tentang pembasmian Narkoba di negara? Neckta tersenyum dan menyatakan bahwa pertanyaan yang sama selalu muncul ketika mengunjungi beberapa negara di dunia.
“Saya kira ini problem besar di Philpina, dan sebenarnya ada aturan perundangundangan ya harus diterapkan. Memang selama ini ada upaya kuat dari Presiden Philipina untuk menghilangkan narkoba. Karena pemakaian narkoba sangat tinggi maka persoalan selama ini yang ditindak hanya sindikat kecil sementara sindikat besar susah dijangkau harusnya yang besar ini ditindak lebih dulu,” tutur Necta yang menyebut bahwa ini pendapat pribadi bukan sebagai WSCF.
Leave a Reply