trMANGUPURA – Bandar   Udara   I   Gusti   Ngurah   Rai   selain   sebagai   pusat   pelayanan   moda transportasi udara, secara tidak langsung juga merupakan salah satu destinasi wisata diprovinsi Bali.
Sebagai pintu gerbang utama, nuansa keindahan dan citra Bali akan dirasakanpertama kali oleh wisatawan ketika menginjakkan kaki di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai. Beranjak dari situlah, Manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan menggandeng Institut Seni   Indonesia   (ISI)   Denpasar   merancang tarian   khusus   sebagai  maskot   atau   ciri   khas Bandara I Gusti Ngurah Rai. “Kami sadar betul kekuatan alam dan budaya Bali, karenanya kami ingin menuangkan suatu kreasi gerak yang  nantinya akan dijadikan salah  satu maskot atau  icon  Bandara  I Gusti Ngurah Rai’ ujar General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi.
Tarian yang diberi nama Sekar Angkasa Pura Satu ini berstruktur “tri angga” yaitu Pepeson(kepala)  yang menggambarkan   salam   selamat   datang,   bagian  Pengawak  (badan)menunjukkan   wejangan   para   pemimpin   dalam   mengelola   bandara   untuk   memberikan layanan   prima   kepada   pengguna   jasa   dan   ditutup   dengan  Pengencet  (kaki)   yang mencerminkan kesigapan dan profesionalitas para petugas bandara.
Tari Sekar Angkasa Pura Satu yang beranggotakan 5 orang penari yang juga adalah pegawai Angkasa Pura  ini adalah buah kreasi dari Tjokorda Istri Putra Padmini sebagai koreo grafer dan I Nyoman Winda selaku Komposer. Diluncurkan di Institut Seni Indonesia Denpasar,Senin, 20 Februari 2017. “Sebagai   wujud  pelestarian  budaya Bali, kami  senang dan  bangga bisa memiliki tarian khusus   yang   akan   kami   jadikan   sebagai   maskot   bandara. Tarian ini juga   sebagai persembahan   dan   hadiah   ulang   tahun   untuk Angkasa Pura   I   yang   tepat   pada   hari   ini memasuki usia 53 tahun.” tambah Yanus. “Apresiasi   yang   setinggi-tingginya   kami   sampaikan kepada Tim ISI yang sudah   sangat membantu menciptakan tarian maskot ini”, ujarnya.
Rektor  ISI Prof. DR. I Gede Arya Sugiartha  S.Skar.,M.Hum  pada kesempatan   yang  sama menyampaikan apresiasi atas terjalinnya kerja sama antara ISI dengan Angkasa Pura I. “Kami sangat terbuka lebar menjalin kerjasama dengan Angkasa Pura I, khususnya yang berkaitan dengan penciptaan karya seni.
Tari maskot yang diciptakan ini adalah jenis tarian sakral yang menjadi bagian dari suatu prosesi ritual atau acara. Karenanya penempatannyaharus di awal kegiatan,” ucap Gede Arya. “Tarian   ini   diciptakan   dalam   waktu   satu setengah   bulan.   Mencerminkan   kesejukan,   keramahan,ketulusan dan keindahan Bandara I Gustu Ngurah Rai, itu pesan pentingnya,’ tutup Gede Arya.(*)
Komentar Facebook
https://warningtime.com/wp-content/uploads/2017/02/tr.jpghttps://warningtime.com/wp-content/uploads/2017/02/tr-150x150.jpgadminwarningtimeHomeInspirasiMANGUPURA – Bandar   Udara   I   Gusti   Ngurah   Rai   selain   sebagai   pusat   pelayanan   moda transportasi udara, secara tidak langsung juga merupakan salah satu destinasi wisata diprovinsi Bali. Sebagai pintu gerbang utama, nuansa keindahan dan citra Bali akan dirasakanpertama kali oleh wisatawan...Mengungkap Kebenaran