Sidang Raya PGI ke-17 Resmi Dibuka meski Tanpa Kehadiran Presiden
Warningtime.com Waingapu – Sidang Raya Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) ke-17 resmi dibuka Yasona Laoly mewakili Presiden Jokowi bertempat di Puru Kambera, Waingapu Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dihadiri sekitar sepuluh ribu masyarakat Sumba dari empat kabupaten yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya, Jumat (8/11/2019).
Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong tiga kali oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia yang didampingi Ketua Umum PGI Henrietta Lebang, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Guburnur Sulut Oly Dodokambey dan empat Bupati di Pulau Sumba.
Sebelumnya, dilangsungkan ibadah pembukaan yang dihadiri ribuan jemaat. Juga tampil melodrama (operet) kisah penginjilan di Tanah Sumba. Kemudian menampilkan berbagai atraksi budaya dan seni Sumba antara tarian perang dan lainnya. Meski panas terik menengat tidak mengurangi animo masyarakat untuk mengikuti acara pembukaan Sidang Raya PGI 2019.
Dalam sambutannya Presiden Jokowi yang dibacakan oleh Yasona Laoly, menugaskan dirinya untuk menyampaikan salam buat seluruh rakyat Sumba dan peserta Sidang Raya PGI. Pada kesempatan itu Presiden Jokowi mengingatkan kalau saat ini kita menghadapi dunia yang jauh berbeda dibanding era sebelumnya.
“Era globalisasi ditandai perubahan dengan Rev 4.0 ditandai dengan kemajuan teknologi di segala bidang. Persaingan yang semakin memanas dan menantang. Kita harus merebut pasar, teknologi dan orang-orang pinter demi kemajuan bangsa dan negara,” paparnya.
Pertarungan besar bukan bicara siapa yang besar dan siapa kecil, tapi bicara persaingan siapa yang tercepat. Maka dalam disrupsi zaman terjadi perubahan dengan cepat. Banyak pekerjaan lama hilang dan muncul yang baru. Oleh karena itu gereja harus memperjuangkan pemudanya untuk perubahan.
“Kalau dulu pos, ada harapan terima wesel tetapi sekarang berbeda tinggal pencet phone banking uang langsung berpindah dan saat itu diterima. Itu kemajuan zaman, termasuk cukup email dan wa pesan sudah sampai,” tegasnya penting menghadapi kemajuan zaman.
Maka Presiden Jokowi menegaskan bahwa kita semua harus membangun sumber daya unggul. Maka pemuda gereja harus menjadikan pemudanya jadi yang unggul. Untuk itu diperlukan ketrampilan matang dan unggul.
Persoalannya apa kita mau tertantang untuk meraih kesempatan tersebut.
Dulu pendidikan zending melahirkan anak-anak gereja yang trampil. Karena itu kita memperjuangkan agar gereja membuat anak-anak unggul kembali. Gereja harus menyiapkan dirinya, agar warga gereja menjadi unggul ke depan
Terkait ancaman radikalisme bangsa, presiden meminta gereja ambil bagian menjaga negara akan ancaman radikalisme. Selain itu warisan-warisan lokal bangsa harus kita terus jaga, dan untuk menjaga ancaman bangsa perlu budaya. Menyampaikan kata-kata yang tidak pantas dan tidak sopan bukan cerminan budaya kita. Sebaliknya budaya kita saling membantu, bekerja sama dan gotong royong.
“Keterbukaan akan globalisasi bisa juga pedang bermata dua, sisi tajam yang satu bisa mengoyak persatuan. Tetapi Indonesia tidak pernah takut persaingan. Untuk itu kita perlu inovasi. Inovasi hanya dicapai manusia unggul. Terimakasih warga Sumba. Selamat bersidang anggota PGI,” tuturnya mengakhiri sambutan presiden
Sementara Ketua Umun PGI 2015-2019 Henrietta Lebang dalam sambutannya menyatakan bahwa PGI berterimakasih terhadap semua panitia yang mempersiapkan acara dengan kerja keras. Mitra-mitra PGI baik dalam dan luar negeri. Ia juga berterima kasih kepada seluruh pimpinan sinode anggota PGI.
“Kami menyambut semua yang hadir di SR ke-17 dengan ramah. Ada rakyat Sumba Tengah telah jalan kaki datang ke acara ini. Bahwa hidup ini adalah pengorbanan. Ada banyak way-way dengan air kehidupan di Sumba,” ujarnya.
Sidang Raya diselenggarakan di Sumba agar semua sampai dan datang ke Tanah Sumba. Adapun tema Sidang Raya “Aku adalah yang Awal dan Akhir,” nanti membahas karunia yang diberikan Tuhan untuk gereja terutama di Sumba. Kita memiliki semua dari sumber daya hayati, lingkungan dan pulau. Karena itu saya mengajak kita semua menenun kain warna-warni di pulau Sumba. Apapun perbedaan kita, mari kita bersama dan satu dalam tenun Sumba,” pungkasnya.
Mewakili sambutan tuan dan nyonya rumah, Bupati Gideon Mbilijora menyampaikan kepada Menteri Yasona bahwa masyarakat Sumba telah memenangkan Jokowi di Pilpres 2019 dan karena itu ada tidak berlebihan juga jika Presiden diharapkan bisa datang mengunjungi warga Sumba.
“Sebagai panitia dan tuan rumah, kami memohon maaf atas kekurangan dalam penyambutan dan perlakuan terhadap peserta sidang dan tamu undangan lainnya,” tutupnya.
Pada akhir acara, meskipun presiden tidak hadir padahal sudah dinanti-nanti warga Sumba, pada kesempatan itu menyerahkan kuda putih ke presiden melalui Yasona Laoly.
Leave a Reply